RSS

Bloking Mikrotik dari Scan Winbox dan Neighbour

Kadang kala atau penyedia jasa layanan internet tidak terlalu jeli untuk melindungi customernya. Terutama ketika melindungi router pelanggan yang menggunakan Mikrotik RouterOS. Dengan menjalankan IP >> Neighbor kita bisa melihat router mikrotik lainnya yang secara fisik terhubung dengan router kita melalui jaringan di provider kita.
Untuk itu kita bisa melindunginya dengan berbagai cara misalnya memblok scan dari winbox dan neighbor kita. Berikut adalah cara yang paling mudah

interface bridge> filter print
Flags: X – disabled, I – invalid, D – dynamic
0 ;;; block discovery mikrotik
chain=forward in-interface=ether1 mac-protocol=ip dst-port=5678
ip-protocol=udp action=drop
1 ;;; block discovery mikrotik
chain=input in-interface=ether1 mac-protocol=ip dst-port=5678
ip-protocol=udp action=drop
2 ;;; block discovery mikrotik
chain=output mac-protocol=ip dst-port=5678 ip-protocol=udp action=drop
3 ;;; block discovery mikrotik
chain=input in-interface=ether1 mac-protocol=ip dst-port=8291
ip-protocol=tcp action=drop
4 ;;; block winbox mikrotik
chain=forward in-interface=ether1 mac-protocol=ip dst-port=8291
ip-protocol=tcp action=drop
5 ;;; block request DHCP
chain=input mac-protocol=ip dst-port=68 ip-protocol=udp action=drop
6 ;;; block request DHCP
chain=forward mac-protocol=ip dst-port=68 ip-protocol=udp action=drop
7 ;;; block request DHCP
chain=output mac-protocol=ip dst-port=68 ip-protocol=udp action=drop
Dengan perintah tersebut kita bisa menutup beberapa scan terutama yang menggunakan winbox dan ip neighbor. Port diatas adalah bagian dari share Mikrotik RouterOS yang memang di perlukan untuk monitoring.

Beda Limit Bandwidth Siang dan Malam


/queue simple
#name=”Siang” target-addresses=192.168.1.0/24 dst-address=0.0.0.0/0
interface= parent=none direction=both priority=8
queue=default-small/default-small limit-at=512k/512k
max-limit=1M/1M total-queue=default-small

#name=”Malam” target-addresses=192.168.1.0/24 dst-address=0.0.0.0/0
interface= parent=none direction=both priority=8
queue=default-small/default-small limit-at=1M/1M
max-limit=2M/2M total-queue=default-small
 
Sekarang, buat script nya:
/system script
#name=”Siang” source=/queue simple enable Siang; /queue simple disable Malam
#name=”Malam” source=/queue simple enable Malam; /queue simple disable Siang
 

Simple Queue, Memisah Bandwidth Lokal dan Internasiona



Selama mengelola Mikrotik Indonesia, banyak sekali muncul pertanyaan bagaimana cara melakukan pemisahan queue untuk trafik internet internasional dan trafik ke internet Indonesia (OpenIXP dan IIX). Di internet sebetulnya sudah ada beberapa website yang menampilkan cara pemisahan ini, tapi kami akan coba menampilkan kembali sesederhana mungkin supaya mudah diikuti.
Pada artikel ini, kami mengasumsikan bahwa:
  1. Router Mikrotik melakukan Masquerading / src-nat untuk client. Client menggunakan IP privat.
  2. Gateway yang digunakan hanya satu, baik untuk trafik internasional maupun IIX.
  3. Anda bisa menggunakan web-proxy internal ataupun tanpa web-proxy. Jika Anda menggunakan web-proxy, maka ada beberapa tambahan rule yang perlu dilakukan. Perhatikan bagian NAT dan MANGLE pada contoh di bawah ini.
Jika ada parameter di atas yang berbeda dengan kondisi Anda di lapangan, maka konfigurasi yang ada di artikel ini harus Anda modifikasi sesuai dengan konfigurasi network Anda.
network diagram Pengaturan Dasar

Berikut ini adalah diagram network dan asumsi IP Address yang akan digunakan dalam contoh ini.

Untuk mempermudah pemberian contoh, kami mengupdate nama masing-masing interface sesuai dengan tugasnya masing-masing.
 
[admin@MikroTik] > /interface pr
Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running
#    NAME            TYPE   RX-RATE  TX-RATE  MTU 
0  R ether-public     ether  0        0       1500
1  R ether-local      ether  0        0       1500
Untuk klien, akan menggunakan blok IP 192.168.0.0/24, dan IP Address 192.168.0.1 difungsikan sebagai gateway dan dipasang pada router, interface ether-local. Klien dapat menggunakan IP Address 192.168.0-2 hingga 192.168.0.254 dengan subnet mask 255.255.255.0.
 
[admin@MikroTik] > /ip ad pr
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic 
# ADDRESS         NETWORK     BROADCAST     INTERFACE
0 202.0.0.1/24    202.0.0.0   202.0.0.255   ether-public   
1 192.168.0.1/24  192.168.0.0 192.168.0.255 ether-local 
Jangan lupa melakukan konfigurasi DNS server pada router, dan mengaktifkan fitur "allow remote request".
Karena klien menggunakan IP private, maka kita harus melakukan fungsi src-nat seperti contoh berikut.
 
[admin@MikroTik] > /ip fi nat pr
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
 0   chain=srcnat out-interface=ether-public 
     action=masquerade
Jika Anda menggunakan web-proxy transparan, Anda perlu menambahkan rule nat redirect, seperti terlihat pada contoh di bawah ini (rule tambahan yang tercetak tebal).
 
[admin@MikroTik] > /ip fi nat pr
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
0  chain=srcnat out-interface=ether-public 
   action=masquerade
1  chain=dstnat in-interface=ether-local protocol=tcp 
   dst-port=80 action=redirect to-ports=8080
Jangan lupa mengaktifkan fitur web-proxy, dan men-set port layanan web-proxynya, dan disesuaikan dengan port redirect pada contoh di atas.
CEK: Pastikan semua konfigurasi telah berfungsi baik. Lakukanlah ping (baik dari router maupun dari klien) ke luar network Anda secara bergantian.

Pengaturan IP Address List
Mulai Mikrotik RouterOS versi 2.9, dikenal dengan fitur yang disebut IP Address List. Fitur ini adalah pengelompokan IP Address tertentu dan setiap IP Address tersebut bisa kita namai. Kelompok ini bisa digunakan sebagai parameter dalam mangle, firewall filter, nat, ataupun queue.
Mikrotik Indonesia telah menyediakan daftar IP Address yang diadvertise di OpenIXP dan IIX, yang bisa didownload dengan bebas di URL: http://www.mikrotik.co.id/getfile.php?nf=nice.rsc
File nice.rsc ini dibuat secara otomatis di server Mikrotik Indonesia setiap jam, dan merupakan data yang telah dioptimalkan untuk menghilangkan duplikasi entri dan tumpang tindih subnet. Saat ini jumlah baris pada script tersebut berkisar 7000 baris.
Contoh isi file nice.rsc :
 
# Script created by: Valens Riyadi @ www.mikrotik.co.id
# Generated at 26 April 2007 05:30:02 WIB ... 431 lines
/ip firewall address-list
add list=nice address="1.2.3.4"
rem [find list=nice]
add list=nice address="125.162.0.0/16"
add list=nice address="125.163.0.0/16"
add list=nice address="152.118.0.0/16"
add list=nice address="125.160.0.0/16"
add list=nice address="125.161.0.0/16"
add list=nice address="125.164.0.0/16"
.
.
dst...
Proses pengambilan file nice.rsc bisa dilakukan langsung dari terminal di RouterOS dengan perintah:
 
/tool fetch address=ixp.mikrotik.co.id src-path=/download/nice.rsc;
Kemudian, import-lah file tersebut.
 
[admin@MikroTik] > import nice.rsc

Opening script file nice.rsc
Script file loaded and executed successfully
Pastikan bahwa proses import telah berlangsung dengan sukses, dengan mengecek Address-List pada Menu IP - Firewall
address list nice
Proses upload ini dapat juga dilakukan secara otomatis jika Anda memiliki pengetahuan scripting. Misalnya Anda membuat shell script pada Linux untuk melakukan download secara otomatis dan mengupload file secara otomatis setiap pk 06.00 pagi. Kemudian Anda tinggal membuat scheduler pada router untuk melakukan import file.
Jika Anda menggunakan RouterOS versi 3.x, proses update juga dapat dilakukan secara otomatis.
Perintah yang perlu dibuat adalah :
 
/system sched add comment=”update-nice” disabled=no interval=1d name=”update-nice-rsc” on-event=”:if ([:len [/file find name=nice.rsc]] > 0) do={/file remove nice.rsc }; /tool fetch address=ixp.mikrotik.co.id src-path=/download/nice.rsc mode=http;/import nice.rsc” start-date=jan/01/1970 start-time=06:00:00
Hati-hati! : Setelah copy paste, pastikan hasil copy paste sama persis. Proses copy paste kadang-kadang menghilangkan beberapa karakter tertentu.

Pengaturan Mangle
Langkah selanjutnya adalah membuat mangle. Kita perlu membuat 1 buah connection mark dan 2 buah packet mark, masing-masing untuk trafik internasional dan lokal.
 
[admin@MikroTik] > /ip firewall mangle pr
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic

0 chain=prerouting in-interface=ether-local 
  dst-address-list=nice 
  action=mark-connection new-connection-mark=conn-iix 
  passthrough=yes

1 chain=prerouting connection-mark=conn-iix 
  action=mark-packet new-packet-mark=packet-iix 
  passthrough=no

2 chain=prerouting action=mark-packet 
  new-packet-mark=packet-intl passthrough=no
  
Untuk rule #0, pastikanlah bahwa Anda memilih interface yang mengarah ke client. Untuk chain, kita menggunakan prerouting, dan untuk kedua packet-mark, kita menggunakan passthrough=no.
Jika Anda menggunakan web-proxy internal dan melakukan redirecting trafic, maka Anda membuat 2 buah rule tambahan seperti contoh di bawah ini (rule tambahan yang tercetak tebal).
 
[admin@MikroTik] > /ip firewall mangle pr
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic

0 chain=prerouting in-interface=ether-local 
  dst-address-list=nice 
  action=mark-connection new-connection-mark=conn-iix 
  passthrough=yes

1 chain=prerouting connection-mark=conn-iix 
  action=mark-packet new-packet-mark=packet-iix 
  passthrough=no

2 chain=output connection-mark=conn-iix 
  action=mark-packet new-packet-mark=packet-iix 
  passthrough=no

3 chain=prerouting action=mark-packet 
  new-packet-mark=packet-intl passthrough=no

4 chain=output action=mark-packet 
  new-packet-mark=packet-intl passthrough=no

Pengaturan Simple Queue
Untuk setiap client, kita harus membuat 2 buah rule simple queue. Pada contoh berikut ini, kita akan melakukan limitasi untuk IP client 192.168.0.2/32, dan kita akan memberikan limitasi iix (up/down) sebesar 64k/256k, dan untuk internasional sebesar (up/down) 32k/128k.
 
[admin@MikroTik]> /queue simple pr
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
0 name="client02-iix" target-addresses=192.168.0.2/32 
  dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=none 
  packet-marks=packet-iix direction=both priority=8 
  queue=default-small/default-small limit-at=0/0 
  max-limit=64000/256000 total-queue=default-small 

1 name="client02-intl" target-addresses=192.168.0.2/32 
  dst-address=0.0.0.0/0 interface=all parent=none 
  packet-marks=packet-intl direction=both priority=8 
  queue=default-small/default-small limit-at=0/0 
  max-limit=32000/128000 total-queue=default-small 

simple queue

Pengecekan Akhir
Setelah selesai, lakukanlah pengecekan dengan melakukan akses ke situs lokal maupun ke situs internasional, dan perhatikanlah counter baik pada firewall mangle maupun pada simple queue.
Anda juga dapat mengembangkan queue type menggunakan pcq sehingga trafik pada setiap client dapat tersebar secara merata.

Tutorial] Membagi Bandwidth Sama Rata Metode PCQ Mikrotik

[Tutorial] Membagi Bandwidth Sama Rata Metode PCQ Mikrotik
Keutungan kita memakai pembagian bandwidth dengan metoe queue type pcq ini adalah, bila klien kita terdapat 10 klien dengan koneksi 1 MB, jika klien aktif hanya 1 klien, maka semua bandwidth sebesar 1 MB bisa dirasakan oleh klien tersebut, tapi jika jumlah klien aktif 10, maka bandwidth 1 MB tersebut akan dibagi secara merata 1MB/10Klien. Metode ini cocok untuk hotspot biasa, namun menurut saya, diaplikasikan untuk warnet kurang cocok, karena bandwidth masih bisa tersedot oleh download IDM klien. 
Tanpa panjang lebar, saya akan memberikan beberapa rules yang harus diketikan pada terminal/konsol mikrotik sobat. Berikut saya asumsikan Interface untuk klien adalah local dengan ip address 192.168.100.0/24 dan interface untuk akses internet adalah public. 

Ketikan perintah berikut pada terminal/konsol sobat. Pada IP+Firewall-Mangle
/ip firewall mangle add chain=forward src-address=192.168.100.0/24 action=mark-connection new-connection-mark=users-con
/ip firewall mangle add connection-mark=users-con action=mark-packet new-packet-mark=users chain=forward
Kemudian ketikan perintah berikut ini untuk queue type nya.

/queue type add name=pcq-download kind=pcq pcq-classifier=dst-address
/queue type add name=pcq-upload kind=pcq pcq-classifier=src-address
Ketikan perintah berikut untuk Queue Tree nya.
/queue tree add name=Download parent=local max-limit=2048000
/queue tree add parent=Download queue=pcq-download packet-mark=users
/queue tree add name=Upload parent=public max-limit=1024000
/queue tree add parent=Upload queue=pcq-upload packet-mark=users
/queue tree add parent=local queue=pcq-download packet-mark=users
/queue tree add parent=public queue=pcq-upload packet-mark=users

Setting Queue Tree RB750 Mikrotik

. Thursday, 1 November 2012
Berikut ini tutorial cara membagi bandwith pada RB750 dengan metode Queue Tree dan telah saya uji pada PTP X Kertosari. Biar lebih gampang saya buat kasus membagi speedy paket 384 untuk 3 client.
Bandwidth Total= 400k (hasil speedtest)
Jumlah Client = 3
IP Modem = 192.168.1.1 (default)
IP Client = 192.168.88.2-192.168.88.4 (default)
IP Mikrotik = 192.168.88.1 (gateway)

1. Buat Mangle :
/ip firewall mangle
(menangkap semua traffic/koneksi client satu persatu. ulangi rule ini sesuai dengan banyaknya client anda)

Client1
add chain=forward action=mark-connection new-connection-mark=con1 passthrough=yes dst-address=192.168.1.2 add chain=forward action=mark-packet new-packet-mark=p1 passthrough=no connection-mark=con1

Client2
add chain=forward action=mark-connection new-connection-mark=con2 passthrough=yes dst-address=192.168.1.3 add chain=forward action=mark-packet new-packet-mark=p2 passthrough=no connection-mark=con2

Client3
add chain=forward action=mark-connection new-connection-mark=con3 passthrough=yes dst-address=192.168.1.4 add chain=forward action=mark-packet new-packet-mark=p3 passthrough=no connection-mark=con3

2. Buat Queue Tree
Skenario rule queue tree saya, Priority 1 (Pimpinan), Priority 2 (Manajer), Priority 3 (staff). Kita ingin mengalokasikan bandwidth sebesar 400kbps untuk 3 client, di mana masing-masing client bisa mendapatkan maksimal 200kbps. Di antara ketiga client tersebut, memiliki prioritas yang berbeda, yaitu: 1,2, dan 3.

/queue tree (melihat total bandwidth yang digunakan oleh semua client)
add name="parent" parent=global-out queue=default priority=8 max-limit=400k
(membatasi bandwidth per client)
add name="q1" parent=all packet-mark=p1 limit-at=75k queue=default priority=1 max-limit=200k
add name="q2" parent=all packet-mark=p2 limit-at=75k queue=default priority=2 max-limit=200k
add name="q3" parent=all packet-mark=p3 limit-at=75k queue=default priority=3 max-limit=200k

Hasilnya: Mantap... sesuai skenario dan priority client


Penting:
Jumlah akumulatif dari limit-at tidaklah boleh melebihi max-limit parent. Jika hal itu terjadi, jumlah limit-at ketiga client adalah 600kbps, sedangkan nilai max-limit parent hanyalah 400kbps, maka max-limit parent akan bocor. Asumsikan bahwa kapasitas keseluruhan memang bisa mencapai nilai total limit-at. Namun, apabila bandwidth yang tersedia tidak mencapai total limit-at, maka client akan kembali berebutan dan sistem prioritas menjadi tidak bekerja.


Berikut queue tree tanpa parent. Meskipun sekarang q1 sudah memiliki prioritas tertinggi, namun ketiga client masih berebutan bandwidth dan tidak terkontrol. Priority tidak terkontrol.



Sekarang, saya akan memasang parameter max-limit pada parent queue tapi client tanpa limit-at, hasilnya seperti dibawah ini, client 3 tidak mendapat jatah bandwith yang cukup.



Panduan praktis cara perhitungan limit-at dan max-limit

Di asumsikan bandwidth yang tersedia sebesar 1000kbps. Dan jumlah seluruh client adalah 70.  Yang perlu diketahui adalah
  1. Berapa jumlah maksimal client yang menggunakan internet pada saat yang bersamaan. Jumlah ini belum tentu sama dengan jumlah komputer yang ada, apabila semua client tidak pernah terkoneksi secara bersamaan. Sebagai contoh, untuk kasus ini kita asumsikan adalah 50.
  2. Berapa jumlah minimal client yang menggunakan internet pada saat yang bersamaan.
Sebagai contoh, untuk kasus ini kita asumsikan adalah 10
Maka, untuk setiap client (1 client dibuatkan 1 rule queue), limit-at nya adalah 1000 / 50 = 20kbps, dan max-limit nya adalah 1000 / 10 = 100 kbps.

Jangan lupa untuk menambahkan parent dengan max-limit sebesar 1000kbps (tidak perlu limit-at), dan memasukkan semua queue client di bawah parent queue. Jika untuk terminal tertentu membutuhkan priority lebih besar, maka kita bisa menggunakan priority yang berbeda-beda, tergantung dengan urutan prioritasnya.
Write here, about you and your blog.
 
Copyright 2009 coklat manisnya sahabat All rights reserved.
Free Blogger Templates by DeluxeTemplates.net
Wordpress Theme by EZwpthemes